Sabtu, 01 November 2008

MENJEMPUT REZEKI

. Sabtu, 01 November 2008 .

Assalamualaikum.wr.wb
Maaf sebelumnya baru posting lagi nich..,kemarin gak sempet bloging soalnya kemarin bis ada tes psikotes di salah satu asuransi terbesar di indonesia.rencananya sih mau pindah kerja yach ikhtiarlah mencari perubahan hidup ke arah yang lebuh baik.doain semua ya...biar di terima.
Posting kali ini berhubungan dengan pentingnya menjemput rezeki,met membaca..and moga bermanfaat khususnya bagi diri saya sendiri,keluarga,teman,sahabat,and semuanya....


Rezeki Burung


Syaqiq al-Balkhisalah, sufi yang saleh, pergi berdagang. Di jalan, ia melihat burung yang lumpuh dan buta. Ia berpikir bagaimana burung itu dapat bertahan hidup. Seketika itu pula datang burung lain membawa makanan untuknya. Akhirnya, sang sufi mengurungkan niat berniaga dengan anggapan burung saja ada jaminan rezekinya apalagi manusia.
Kepulangan Syaqiq menimbulkan tanda tanya Ibrahim bin Adham yang juga seorang sufi besar. Mendengar penjelasan Syaqiq, Ibrahim berkata, ''Aneh, kau Syaqiq! Mengapa yang kaucontoh burung yang buta dan lumpuh, bukan burung lainnya yang suka memberi makan burung lumpuh itu?''

Syaqiq tersadar bahwa ''tangan di atas'' lebih mulia daripada ''tangan di bawah''. Memberi sadaqah atau infak adalah tanda kemuliaan, sementara meminta-minta hanya membawa kehinaan.
Untuk menghindari sikap meminta-minta, tidak ada cara lain selain bekerja. Sudah seharusnya kita juga bisa ''terbang'' menemukan jatah rezeki seperti burung kedua itu. Menjemput rezeki yang telah disediakan Allah seoptimal mungkin adalah tugas kita.
Selama ini, bangsa Indonesia terlalu dimanja dengan segala potensi kekayaan alam, namun telah lama dijarah. Tanpa sadar negeri ini hanya menjadi tempat pemodal asing mengeruk kekayaan. Mereka menyisakan beban utang yang sangat besar. Rakyat dalam keadaan miskin. Hampir di setiap sudut kota kita dapat menjumpai orang yang meminta-minta, mulai dari pengemis hingga pemalak uang recehan, bahkan peminta sumbangan untuk pembangunan rumah ibadah.
Fenomena yang memprihatinkan ini setidaknya mengetuk kesadaran kita semua untuk tidak hidup bermalas-malasan dalam kebodohan. Kita yang memiliki segala potensi kekayaan alam tidak selayaknya hanya menerima upah minimum, atau merasa senang dengan pinjaman utang baru tanpa kemampuan membayar. Itu sama saja dengan menggiring bangsa ini dalam lumpur kehinaan.
Saatnya kini kita membangun kembali kehormatan bangsa dengan bekerja secara optimal. Tidak hanya tenaga, tetapi pikiran dan hati pun turut bekerja. Terbanglah seperti burung yang memberi makan kepada burung yang lumpuh dan buta. ''Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya...'' demikian Allah memerintahkan kita dalam QS Al-Mulk:15).

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Saya hanya manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan salah mohon saran-saranya yang membangun ya..

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com