Senin, 24 November 2008

Takwa dan Hidup Islami

. Senin, 24 November 2008 .



Oleh : Deka Kurniawan

''Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dengan takwa yang sebenar-benarnya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.'' (QS Ali Imran: 102)

Pesan takwa yang disebutkan dalam ayat diatas adalah yang paling populer di kalangan umat Islam. Setidaknya, setiap pekan pesan suci itu selalu dikumandangkan dari mimbar Jumat. Pesan istimewa itu juga ''laku keras'' di bulan Ramadan beriringan dengan petikan ayat la'allakum tattaqun (agar kalain bertakwa).

Tetapi, justru karena popularitas dan kebiasaan itu, ia menjadi tidak istimewa lagi. Makna hakikinya hilang dan berhenti hanya menjadi sekadar slogan. Ini karena kebanyakan kaum muslimin tidak berusaha menggali nilai sejati dari wasiat para nabi itu. Salah satu nilai itu adalah bahwa takwa sangat terkait erat dengan kehidupan Islami.

Seperti ditunjukkan ayat di atas, perintah untuk bertakwa dengan takwa yang sebenar-benarnya dibarengi dengan perintah berikutnya, yakni untuk tidak mati melainkan dalam keadaan Islam (husnul khotimah). Dua perintah yang disebutkan dalam satu ayat tersebut jelas memiliki keterkaitan (munasabah).

Menurut sejumlah mufassir (ulama tafsir) perintah kedua dalam ayat itu mengandung makna sebaliknya (mafhum mukhalafah) di mana maksud sesungguhnya adalah janganlah kamu hidup melainkan dengan kehidupan yang Islami. Ini karena kematian tidak bisa terlepas dari kehidupan. Bagaimana seseorang mati sangat bergantung pada bagaimana ia hidup karena tidak ada satu makhlukpun yang bisa memastikan kapan tibanya ajal.

Inilah yang tampaknya kurang banyak ditangkap umat Islam. Ajal bisa datang dalam keadaan hidup seseorang jauh dari nilai-nilai Islam. Maka saat itu kematiannya pun tidak bisa disebut mati secara Islam, walaupun status keagamaannya sebagai muslim. Sebaliknya, ia juga bisa datang dalam keadaan hidup sesorang muslim berada di bawah bimbingan Islam. Maka, saat itu kematiannya pun Islami. Di sini terdapat pesan penting untuk tidak menunda-nunda tobat, berbuat baik, dan berilaku Islami lainnya.

Selama ini banyak ummat Islam yang menganggap perintah mati dalam keadaan Islam itu secara sempit. Bagi mereka, yang penting ketika meninggal dunia status keagamaan mereka adalah muslim. Tidak penting bagaimana bentuk kehidupan yang mereka jalani, apakah sesuai dengan tuntunan Islam atau tidak.

Bagaimana hidup yang Islami itu? Yakni seperti yang terdapat dalam perintah pertama bertakwa dengan takwa yang sebenar-benarnya. Ukuran sederhananya adalah memahami serta mengamalkan tiga hal pokok secara konsisten aqidah yang kokoh dan bersih, ibadah yang benar dan tekun, akhlak yang mulia dan melakukan aktivitas secara Islami dalam seluruh aspek kehidupan.

Bagaimana dengan diri kita,apakah sudah hidup islami?

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Saya hanya manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan salah mohon saran-saranya yang membangun ya..

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com