Kamis, 30 Oktober 2008

Ibadah Sosial Muwafaq

. Kamis, 30 Oktober 2008 .

Ketika menunaikan ibadah haji, Abdullah bin Mubarak tertidur di Masjid Al-Haram dan bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit. Salah satu malaikat berkata, ''Berapa orang yang berhaji tahun ini?''
''Enam ratus ribu,'' jawab rekannya.
''Berapa banyak yang diterima?''
''Tidak seorang pun, kecuali seorang tukang sepatu dari Damsyik bernama Muwafaq. Dia batal berhaji, tetapi hajinya diterima sehingga semua yang berhaji tahun ini diterima berkat hajinya Muwafaq.''
Ketika mendengar percakapan itu, Abdullah spontan terbangun dan langsung berangkat ke Damsyik mencari Muwafaq. Begitu bertemu dengannya, Abdullah bertanya kebaikan apa gerangan yang dilakukan Muwafaq sehingga ia mencapai derajat sedemikian tinggi.

Dengan tenang Muwafaq menjawab bahwa dengan tabungan 300 dirham dari pekerjaannya membuat dan mereparasi sepatu, semula dia memang ingin berhaji, tetapi batal. Ini karena pada suatu hari tercium bau makanan dari rumah tetangganya. Istrinya yang tengah hamil menginginkan makanan itu, kemudian dia pergi ke rumah tetangganya itu untuk menyampaikan maksudnya. ''Istriku menginginkan makanan Anda,'' cerita Muwafaq.

Namun, betapa kaget dia tatkala mendengar jawaban tetangganya. Ternyata si tetangga itu sangat miskin. Ia hidup bersama anak-anak yatim asuhannya dan mereka telah tiga hari tidak makan. Saat mencari makan, ia mendapatkan bangkai keledai di pinggir jalan, lalu ia memotong sebagiannya untuk dibawa pulang. ''Makanan ini halal bagi kami, tetapi haram untukmu,'' kata si tetangga yang fakir itu.

Mendengar jawaban itu Muwafaq kembali ke rumah, lalu mengambil 300 dirham miliknya. Dia menyerahkan tabungannya itu seraya menyuruhnya berbelanja untuk anak-anak yatim yang dalam pengasuhannya. ''Sebenarnya, hajiku adalah di depan pintu rumahku,'' kata Muwafaq lagi.
Demikianlah kisah sufi yang sangat mengesankan ini. Pesan ini menandaskan bahwa membantu tetangga yang kelaparan amat besar pahalanya, apalagi di dalamnya terdapat anak yatim. Pahala ibadah sosial ini mampu menggantikan pahala haji. Selama ini kita sering melihat orang pergi haji berkali-kali karena kelebihan harta, namun banyak yang tidak mempunyai kepedulian sosial, termasuk pada anak yatim. Tidakkah kisah ini patut menjadi bahan renungan?

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Saya hanya manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan salah mohon saran-saranya yang membangun ya..

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com