Senin, 10 November 2008

Umar dan Yerusalem

. Senin, 10 November 2008 .

Kota suci Yerusalem, yang kini berada di bawah cengkeraman Israel, mempunyai arti penting bagi umat Islam. Kota ini merupakan kiblat pertama umat Islam dan tempat persinggahan Nabi Muhammad saw ketika melakukan Isra' dan Mi'raj. Empat tahun setelah Nabi saw wafat (632 M), Khalifah Umar bin Khattab menaklukkan Yerusalem pada 636 M. Khlalifah kedua ini ingin datang sendiri ke kota suci itu. Umar yang dikenal rendah hati, dalam perjalanan dari Damaskus, Suria ke Yerusalem, hanya ditemani seorang pengawal. Mereka membuat perjanjian akan menunggang onta bergantian.

Sementara itu, seluruh warga Yerusalem sedang menanti kedatangan Umar. Uskup dari makam suci Kristus telah mengumumkan kepada rakyatnya, ''Seorang pemimpin besar Islam akan datang, kita harus mengucapkan selamat kepadanya.'' Karenanya, semua penduduk berkumpul di pintu gerbang kota untuk menunggu arak-arakan Raja yang agung.

Tetapi, tidak terlihat adanya arak-arakan. Sebaliknya, dari kejauhan dua orang datang mendekati kota secara perlahan. Tepat ketika keduanya sampai di Yerusalem, tiba giliran pengawal menaiki onta dan Umar mengiringinya berjalan kaki. Tak pelak lagi, semua orang mengelu-elukan orang yang menaiki onta itu. Mereka pun berdesak-desakan mengucapkan selamat kepadanya. ''Tunggu! Saya bukan khalifah,'' kata pengawal sambil menjelaskan perjanjiannya dengan Umar.

Setelah menyerahkan kunci kota Yerusalem, Uskup kemudian mengundang Umar untuk shalat di dalam gereja mereka. Tetapi, ketika khalifah melihat bagian dalam gereja dihiasi simbol-simbol Kristen, ia dengan sopan menjelaskan, ''Saya akan shalat di luar pintu ini saja.'' Setelah shalat, uskup bertanya kepadanya, ''Mengapa tuan tidak mau ke gereja kami.'' Umar menjelaskan, ''Kalau itu saya lakukan, para pengikut saya dan orang-orang yang datang ke sini pada masa-masa mendatang akan mengambil alih bangunan ini dan mengubahnya jadi masjid. Agar gereja kalian tetap sebagaimana adanya, maka saya shalat di luar.''

Ketika membebaskan Yerusalem, Islam bukan saja memberikan kebebasan kepada kelompok Kristen untuk beribadah, tetapi sebagai ahli kitab umat Nasrani pun dibebaskan dari pajak. Uskup setempat berterima kasih pada Islam yang membebaskan mereka dari penindasan Kerajaan Byzantium. Umar menunjukkan toleransi kaum Muslimin yang tidak mau menghancurkan keyakinan agama bangsa yang mereka taklukkan.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Saya hanya manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan salah mohon saran-saranya yang membangun ya..

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com